Tinggal Sejarah


Ketika SD, aku menyukai pelajaran sejarah. Bahkan, saat ditanya kakakku, kalau sudah besar ingin jadi apa. Sontak aku jawab tegas,”ingin jadi guru sejarah.” Menariknya dari sejarah, kau seperti dibawa ke negeri dongeng atau cerita kolosal. Kau bisa membayangkan bagaimana rasanya seikat kain melilit sebagian tubuh orang-orang terdahulu sembari berperang. Pastilah mereka kedinginan. Dan semangat berjuang mereka yang telah menghangatkan. Continue reading “Tinggal Sejarah”

Langkah Ketujuh


Jika di agamaku, angka tujuh adalah bilangan sakral. Atau lebih tepatnya bilangan ganjil nan prima, tak bisa dibagi kecuali dengan satu. Begitulah denganku. Di semester tujuh, aku anggap begitu sakral. Sampai-sampai beberapa mahasiswa mengultuskan semester ini dengan berbagai cara: mulai merintis bisnis, mulai mendalami politik, atau berdebat masalah buku yang harus ditulis sendiri olehnya. Disepakati bernama skripsi. Continue reading “Langkah Ketujuh”